Ceritaku masih tentang yang bernama rindu.
Rindu masih menjadi peran utama dalah kehidupanku.
Dengan banyak keandaian dikala aku teringat, dan rindu itu datang.
Rindu yang tak aku tau, apa aku salah merasakannya.
Rindu pada tuan sang pemilik wajah biasa namun berkharisma.
Rindu pada sang pemilik lesung pipi nan legok.
Rindu pada pemain si kulit bundar.
Rindu pada pemilik kulit semanis coklat.
Rindu saat aku melihat semua bagian itu.
Rindu ketika melihat telaga jernih di bola mata yang meneggelamkanku saat menatapnya.
Rindu akan berjuta rasa dan jenis perlakuan tuan.
Rindu berjuta rasaku saat mendapat berjuta rasa perlakuanmu.
Rindu mendengar suara lembutmu
Aku rindu dan sangat rindu.
Aku rindu ketika aku merasakan cemburu.
Aku rindu ketika aku gelisah memikirkan keadaan tuan.
Aku rindu ketika kita berdebat
Aku rindu ketika kita maen ToD
Aku rindu merasakan terbang ke langit ketujuh akan pujian dan kagummu dengan hijabku
Aku rindu akan ucapan goodnight goodmorning
Aku rindu akan kebawelanmu
Aku rindu akan berjuta panggilan aneh untukku
Aku rindu tuan.
Kapan aku merasakan itu lagi?
Sekarang kita sangat jarang berkomunikasi
Aku tak merasakan semua itu sekarang, karna aku tak tau!
Kau sedang apa? kau sedang dimana? Sedang dengan siapa?Bagaimana kondisimu?
Bagaimana aku harus cemburu?kesal?jengkel?
Aku rindu ketika aku merasakan itu semua.
Hingga surat ini selesai aku buat, ucapan anniv ke dua pun belum aku dengar darimu:")
Mungkin ini emang lebay, tapi aku bisa apa? aku hanya bisa memainkan kata kata tuan.
Aku rindu pada kamu yang benci dan bahkan tidak bisa atau mungkin tidak pernah romantis.
Aku rindu pada kamu yang pandai merangkai kata kata puitis namun tak pandai puitis
Dan aku rindu kamu yang selalu piawai mengolah kata kata.
MISS YOU MORE
Kutitipkan pada angin surat rindu ku untuk tuan
Salam Rindu dari yang selalu kau sebut Peri Bidadarimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar