First
Chocolate
Coklat
Terlewati
satu masa
Untuk degup
yang serupa jawabku sama
Mencoba menepi,
meleburkan dalam detak yang biasa
Biasa ini
sungguh biasa
Coklat
Melewatkannya
tetap kucoba
Sayang, ia
tak henyi menyapa hati
Mengajakku
pada tanaman para perindu.
Coklat
Jika hujan
sanggup menghilangkannya
Mungkin tak
perlu ku berlari begini jauh
Tak mengapa
embun terlambat datang
Tak ingin
laraku menjejak diam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar