bukan masalah ketika aku harus banyak menuai air mata
Tak kupermasalahkan ketika aku harus banyak menunggu tanpa sebuah kepastian
Tak kupermasalahkan ketika aku harus banyak menahan sakitnya
Tak kupermasalahkan semua sikapnya padaku
Karna aku tau aku pasti akan merasakan ini semua sama seperti beberapa bulan yang lalu
Yang kupersalahkan bodohnya diriku
Yang lagi dan lagi tetap berdiri kokoh walau akan roboh
Yang kupersalahkan tololnya hatiku
Yang masih berusaha tegar walau sebenarnya takmampu
Yang kupersalahkan keadaan.
Keadaan yang buat aku terlena,keadaan yang merobohkan iman,keadaan yang melabilkan sang hati
Bukan salahnya jika aku begini, karna ini semua salahku
Bukan salahnya yang menyakitiku tapi salah hatiku yang meyakinkan diri bahwa ia mampu menanggung resiko.
Aku diam bukan berarti aku tak tau
Ya, aku tau
Aku diam bukan berarti aku percaya
Ya, aku tau itu bohong tapi padanya aku belajar percaya
Aku diam bukan berarti aku bodoh
Aku hanya saja ingin melihat sampai mana ia berbuat seperti ini? dan sampai mana tuhan membiarkannya dalam kesenangan semunya?
Tak sepenuhnya salahku ketika kalian katakan aku munafik setelah aku kokohkan imanku di hatiku lalu aku terima ia kembali?
Bukan tak sulit aku berjuang untuk mengokohkan imanku, meminta bantuan kepada sang khaliq untuk menguatkan benteng keimananku
Tapi apa jawaban atas semua doa yang aku panjatkan? bukankah kalian tau bahwa allahlah yang maha membolak balikkan hati manusia?
Taukah kalian apa yang terjadi? tuhan malah membalikkan hatiku yang tadinya sama sekali tak tertarik berubah menjadi rasa cinta dan takut kehilangan.
Bukankah tuhan sang maha sutradara yang telah menetukan skenario setiap makhluknya yang menentukan bagaimana alur yang harus dijalani oleh setiap makhluknya?
Aku sebagai aktornya hanya bisa menjalani apa yang telah digariskan.
bukankah aku takpernah berjanji untuk hal ini? tapi aku hanya berusaha?
Ketika tuhan telah menakdirkan maka apa arti usahaku yang besar? pasti tak sebanding dengan takdirnya yang walau kecil?
Aku tak akan pernah menyesali setiap alur yang harus aku lewati.
Aku tak pernah menyesali apa yang penciptaku berikan untuk aku jalani.
Yang sedikit aku sesali mengapa ia takpernah sedikitpun melirik apa yang telah aku perbuat untuk dirinya? sementara aku? masih sajaa mengelakkan keburukannya dan melihat apa yang baik darinya?
Mungkin ini perna yang harus aku mainkan sebagai aktor untuk mematuhi sang sutradara.
Karna ketika aku berdoa pada tuhan jika ia bukanlah jodohku maka bukakan pintu hatiku agar melihat semua yang buruk yang ada padanya, tapi malah sebaliknya. aku tau apa saja yang buruk,tapi hatiku mengelakkannya dan memaksaku melihat sisi baiknya.
Mungkin tuhan punya rencana dibalik ini.
Aku tak tau itu apa, karna aku takut jika menerka nerka karna aku takut salah.
Setidaknya otakku masih berfungsi.
Jika aku tau itu dapat mencelakakan diriku maka aku akan bersusah payah untuk keluar dari alur:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar